Sabtu, 03 November 2012

Mastitis



Mastitis

A.    Definisi
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan kelenjar payudara (mastitis) terutama pada primipara. Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama pascasalin, tetapi  biasanya tidak sampai melewati minggu ketiga dan ke empat.
Kejadian mastitis berkisar 2-33% ibu meneteki dan lebih kurang 10% kasus mastitis akan berkembang menjadi abses (bernanah), dengan gejala yang semakin berat.

B.     Penyebab
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui luka atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.
Penyebab mastitis di antaranya :
1.        Stres
2.        Pemakaian bra yang terlalu ketat
3.        Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
4.        Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
C.     Berdasarkan tempatnya mastitis dapat dibedakan menjadi tiga :
1.        Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mamae.
2.        Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan abses ditempat itu.
3.        Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara mammae dan otot-otot dibawahnya.

D.    Tanda dan gejala
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup :
1.        Payudara hangat bila disentuh,
2.        Perasaan sakit,
3.        Pembengkakan payudara,
4.        Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui,
5.        Kulit kemerahan,
6.        Demam dengan suhu 38,3° C atau lebih.
                                                                                    
E.     Pencegahan
Perawatan putting susu pada laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu dengan minyak baby oil sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. Selain itu juga memberi pertolongan kepada ibu yang menyusui bayinya harus bebas infeksi dengan stafilococus. Bila ada luka atau retak pada putting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mammae yang bersangkutan, dan air susu dapat dikeluarkan dengan pijitan.

F.      Pengobatan
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan pengobatan sebagai berikut :
1.      Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
2.      Sangga payudara
3.      Kompres dingin
4.      Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
5.      Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ketengah abses, agar nanah bisa keluar. Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus-duktus. Atau jika terdapat masa padat, mengeras dibawah kulit yang kemerahan :
1.      Berikan antibiotik kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari
2.      Drain abses :
o Anestesi umum dianjurkan
o Lakukan insisi radial dari batas puting ke lateral untuk menghindari cidera atau duktus
o Gunakan sarung tangan steril
o Tampon longgar dengan kasa
o Lepaskan tampon 24 jam ganti dengan tampon kecil
3.      Jika masih banyak pus tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya
4.      Yakinkan ibu tetap menggunakan kutang
5.      Berikan paracetamol 500 mg bila perlu
6.      Evaluasi 3 hari

G.    Peran Bidan
Sikap bidan dapat meningkatkan usaha preventif dan fromotif payudara dengan jalan mengajarkan pemeliharaan payudara, cara memberikan ASI yang benar, memberikan ASI jangan pilih kasih. Kanan dan kiri harus sama perlakuannya dan diberikan sampai payudara kempes. Bidan sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter bila menghadapi bendungan ASI dan mastitis atau abses mamae.

H.     Konseling suportif
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.

I.       Pengeluaran Asi Dengan Efektif
Dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara, mendorong untuk sering menyusui, sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan, bila perlu peras ASI dengan tangan atau dengan pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat dimulai lagi.         

Daftar Pustaka
1.      Sujiyatini dkk, 2009. Asuhan Photologi Kebidanan. Jogjakarta: Nuha medika.
2.      Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan SarwonoPrawiroharjo.Jakarta:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar